Jumat, 20 Juli 2012

Waspadai Hal-hal Yang Menggagalkan Ramadhan


Alhamdulillah, Allah swt kembali memberi kesempatan pada kita untuk bertemu dengan Ramadhan Mubarak. Bulan yang di dalamnya segala keberkahan Allah curahkan kepada hamba-hamba yang beriman.

Allah swt memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, agar menjadi insan yang bertaqwa. Sebagaimana firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS.Al Baqarah : 183)



Tentu setiap kita ingin mendapatkan kesuksesan hakiki di bulan Ramadhan dengan predikat taqwa yang melekat pada diri. Segala daya upaya dikerahkan agar cita-cita mulia menjadi generasi muttaqin dapat diraih jika Ramadhan berlalu.

Namun, banyak diantara kita yang ternyata gagal mendapatkan kemuliaan Ramadhan yang sejatinya begitu luas terbentang. Perlu kewaspadaan, sebab, terkadang hal-hal berikut ini tanpa kita sadari menjadi penyebab gagalnya kita meraih keutamaan Ramadhan:

Kurang Persiapan

Banyak Ramadhan terlewat karena kelemahan yang disebabkan kurangnya persiapan kita di bulan Sya’ban. Misalnya, tidak membiasakan diri bangun di malam hari untuk Qiyamullail. Atau tidak melakukan puasa Sya’ban sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw. Jika ibadah-ibadah tersebut tidak kita biasakan di bulan-bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan, terutama pada bulan Sya'ban, niscaya akan terasa berat diri kita untuk beribadah dengan maksimal di bulan Ramadhan.

Menunda Pelaksanaan Shalat Fardhu

Allah swt berfirman:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,” (QS.Maryam : 59)

Menurut Said bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya setelah adzan berkumandang.

Malas Melaksanakan Ibadah Sunnah

Betapa merugi hamba yang tidak gemar melaksanakan ibadah-ibadah sunnah di bulan Ramadhan. Sebab di bulan mulia ini, pahala yang Allah berikan untuk ibadah sunnah yang kita lakukan adalah senilai dengan pahala ibadah wajib di bulan selain Ramadhan.

Bahkan dalam sebuah Hadits Qudsi Allah swt berfirman:

“Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya,”

Kikir dan Rakus Harta Benda

Salah satu sasaran utama diperintahkannya berpuasa adalah agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan, minum, maupun pada harta benda. Oleh karena itu, berinfaq, sedekah, termasuk di dalamnya memberi makan orang yang berpuasa adalah amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan karena mempunyai nilai yang amat tinggi di sisi Allah.

Namun apabila di bulan mulia ini masih saja menjadikan kita kikir berbagi kepada sesama, maka alangkah meruginya kita karena termasuk dalam golongan orang-orang yang gagal meraih keutamaan Ramadhan.

Malas Membaca Al Qur’an

Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an. Orang-orang shalih di setiap masa menghabiskan waktunya baik siang maupun malam di bulan Ramadhan untuk membaca Al Qur’an.
Rasulullah saw bersabda:

Ibadah umatku yang paling utama adalah membaca Al Qur’an.” (HR.Baihaqi)

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menggali sebanyak mungkin kemuliaan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Jangan sampai kita gagal meraih keutamaan Ramadhan hanya karena malas membaca Al Qur’an.

Mudah Marah

Rasulullah saw bersabda:

“Puasa itu perisai diri, apabila salah seorang di antaramu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa’.”

Ramadhan adalah bulan kekuatan. Rasulullah saw bersabda:

“Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah.”

Gemar Bicara Sia-sia dan Berdusta

Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan Az-Zur (persaksian palsu), maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR.Bukhari)

Umar ra. Berkata, “Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia.”

Memutus Silaturrahim

Ketika menyambut datangnya Ramadhan, Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa menyambung tali persaudaraan di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya, pada hari ia berjumpa dengan-Nya.”

Menyia-nyiakan Waktu

Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura.

Rasulullah saw bersabda:

"Diantara tanda kesempurnaan iman seseorang ialah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya." (HR.Tirmidzi)

Abai Pada Malam Lailatul Qadr

Sudah umum terjadi pada kebanyakan orang, saat hari-hari terakhir Ramadhan justru menjadi hari-hari sibuk untuk mempersiapkan hari raya. Hari-hari dihabiskan untuk ber-'thawaf' di mal-mal demi berburu kebutuhan hari raya. Malam-malamnya pun dihiasi dengan kesibukan menyiapkan kue-kue lebaran.

Sungguh meruginya. Padahal di sepuluh hari terakhir Ramadhan, pada satu malamnya terdapat malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan, yakni Lailatul Qadr.

Namun kebanyakan orang sering abai dengan hal ini, dan menggesernya dengan berbagai keperluan duniawi yang sebenarnya bisa dipersiapkan jauh-jauh hari, bahkan sebelum Ramadhan tiba.

Inilah diantara hal-hal yang dapat menggagalkan Ramadhan kita. Semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal yang dapat menggagalkan upaya kita dalam meraih keutamaan Ramadhan. Dan semoga Allah swt memberi kita kekuatan untuk meraih kesuksesan hakiki, sukses menjadi generasi muttaqin. Wallahu’alam Bi Showwab.

0 komentar:

Posting Komentar